CERPEN: SEORANG PELAJAR [Bab 6: Dukungan yang Tak Terduga]

 Bab 6: Dukungan yang Tak Terduga

Kabar Rara mundur dari OAN menyebar ke seluruh sekolah. Beberapa teman sekelasnya merasa kasihan, namun ada juga yang bersorak senang, terutama Ben. Ia merasa peluangnya untuk menjadi juara kelas semakin terbuka lebar.


Rara yang pada awalnya merasa down, perlahan mulai bangkit. Ia fokus pada pemulihan kesehatannya dan tetap meluangkan waktu untuk belajar astronomi. Rani setia menemani Rara selama masa pemulihan. Mereka sering belajar bersama dan berdiskusi tentang materi astronomi.


Suatu sore, saat Rara sedang membaca buku astronomi di perpustakaan sekolah, ia didatangi oleh Bu Ratna, guru Bimbingan Konseling (BK). Selama ini, Rara tidak terlalu dekat dengan Bu Ratna. Ia hanya tahu bahwa Bu Ratna dikenal sebagai guru yang tegas dan disiplin.


"Rara, boleh Ibu bicara sebentar?" tanya Bu Ratna dengan nada lembut.


Rara tersentak kaget. Ia tidak menyangka Bu Ratna akan mengajaknya bicara.


"Silakan, Bu," jawab Rara sambil mempersilakan Bu Ratna duduk di kursi yang ada di depannya.


Bu Ratna tersenyum ramah. "Ibu dengar kamu mundur dari OAN Astronomi ya?"


Rara mengangguk pelan. Ia merasa sedikit gugup.


"Sebenarnya, Ibu kecewa kamu mundur. Tapi Ibu juga mengerti kenapa kamu mengambil keputusan itu. Kesehatanmu memang harus diprioritaskan," kata Bu Ratna.


Rara sedikit lega mendengar Bu Ratna tidak menyalahkannya.


"Rara, kamu anak yang cerdas dan punya semangat belajar yang tinggi. Mimpi kamu untuk menjadi astronot itu mulia. Dan menurut Ibu, kamu bisa meraih mimpi itu," lanjut Bu Ratna.


Rara menatap Bu Ratna dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Ia tidak mengerti mengapa Bu Ratna tiba-tiba berbicara tentang mimpinya menjadi astronot.


Melihat raut wajah Rara yang penasaran, Bu Ratna pun melanjutkan ceritanya.


"Tahukah kamu, dulu Ibu juga bercita-cita menjadi astronot. Sejak kecil, Ibu terpesona dengan keindahan bintang-bintang. Namun, karena keterbatasan ekonomi dan kurangnya dukungan dari orang tua, Ibu harus mengubur mimpi itu dalam-dalam."


Rara terdiam mendengarkan cerita Bu Ratna. Ia tidak menyangka bahwa gurunya yang selama ini terlihat tegas dan disiplin, ternyata memiliki mimpi yang sama dengannya.


"Tapi, meskipun mimpi Ibu menjadi astronot tidak terwujud, bukan berarti kamu harus menyerah juga. Kamu harus terus belajar dan berjuang untuk meraih mimpi kamu," pesan Bu Ratna dengan tatapan penuh semangat.


Bu Ratna kemudian bercerita tentang program pertukaran pelajar ke luar negeri yang selama ini dikoordinir oleh sekolah mereka. Program tersebut memberikan kesempatan kepada siswa-siswi berprestasi untuk belajar di sekolah luar negeri selama satu semester.


"Rara, Ibu rasa kamu cocok untuk mengikuti program ini. Kamu bisa belajar di sekolah yang memiliki program astronomi yang lebih maju. Kamu bisa memperdalam ilmu astronomi dan semakin dekat dengan mimpi kamu untuk menjadi astronot," ujar Bu Ratna.


Rara merasa hatinya berdebar-debar. Tawaran Bu Ratna ini seperti membuka jalan baru untuk mewujudkan mimpinya. Ia tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk mengikuti program pertukaran pelajar.


"Tapi, Bu, apa aku bisa diterima dalam program itu?" tanya Rara ragu-ragu.


"Tentu bisa. Kamu punya nilai akademik yang bagus dan minat yang kuat di bidang astronomi. Ibu yakin kamu bisa lolos seleksinya. Nanti Ibu akan bantu kamu mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan," jawab Bu Ratna.


Rasa semangat dan harapan kembali tumbuh di hati Rara. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas yang diberikan oleh Bu Ratna. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk lolos seleksi program pertukaran pelajar dan mengejar mimpinya setinggi langit.


Bersambung...


BAB SELANJUTNYA:

https://iamnsuam.blogspot.com/2024/05/bab-7-menuju-mimpi-yang-baru.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Adobe Illustrator: Bab 5 - Efek, Filter, dan Persiapan Akhir

20 Judul Cerpen Romantis yang Menggetarkan Hati

Cara Memperbaiki Casan yang Rusak